Aku suka memperhatikan daun-daun, karena aku merasa bahwa daun membutuhkan banyak kekuatan untuk bisa meninggalkan pohon yang selama ini ditinggali.
Selama 14 hari aku melihat dan memahami seorang pria, bukan sebagai pacar tapi “sahabat”..
kami hanya bersama sekitar 5 hari Ketika minggu pertama di sebuah hotel ada kerasukan,itu lah awal q melihatnya aku menyembunyikan perasaan yang luar biasa gembiranya. Aku menyukainya , namun q pun telah memeliki pacar sehingga aq hanya menjadikan dya sebagai sahabat terbaik yang pernah aq temui walau itu hanya menggunakan waktu yang cukup sebentar, karna waktu yang singkat itulah yang membuat aq heran dan penasaran saat dya jauh begitu terasa jika tak bersamanya... aq heran kenapa biza perasaan itu datang dengan tiba2 seperti daun yang masuk di dalam ruang dengan tiba2 yang dibawah oleh angin yang begitu cepat dan anginya pun membawanya pergi lagi ketempat yang berbeda lagi. Waktu terus berjalan, hatiku semakin sedih dan kecewa. Aku mulai mengira bahwa ini adalah cinta yang bertepuk sebelah tangan. Tapi, dia hanya memperlakukanku tidak lebih dari sekadar seorang teman?karna mungkin memang q sudah punya pacar. tapi siapa yang tau akan jodoh, tapi meski begitu aq sangat gembiraa karna q sudah memiliki sahabat yang luar biasa aneh. tapi kaulah sahabat terbaikq.
Menyukai seseorang sangat menyusahkan hati. Aku tahu kesukaannya, kebiasaannya, tapi perasaannya kepadaku tidak pernah bisa kupahami. Kadang aku merasa bodoh, karena aku juga berkeras tidak mau mengungkapkan perasaanku. Selain alasan itu, aku mau tetap di sampingnya, memberinya perhatian, menemani, dan mencintainya sebagai sahabat ataupun saudaraq. Berharap suatu hari nanti dia akan datang dan menjadi bagian dari hidupq.
Aku selalu menunggu telponnya setiap malam, dan mengharapkan SMS darinya. Aku tahu, sesibuk apapun dia, pasti meluangkan waktunya untukku. Karena itu aku selalu menunggunya.
Dia seperti angin yang hangat dan lembut, mencoba meniup daun untuk terbang dari pohon. Aku tahu Angin akan membawa pergi Daun yang lusuh jauh dan ke tempat yang lebih baik.
Meski berat, akhirnya aku meninggalkan Pohon. Tapi Pohon hanya tersenyum dan tidak memintaku untuk tinggal. Aku sangat sedih memandangnya tersenyum ke arahku.
“DAUN terbang karena ANGIN bertiup atau karena POHON tidak memintanya untuk tinggal waktu yang sesingkat itu membuatq ingin memutar ulang, dan waktu yang singkat itu membuatq sangat berarti.
0 comments:
Post a Comment