PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan terbesar di dunia, dengan sekitar 17.508 buah pulau yang membentang sepanjang 5.120 km dari Timur ke Barat sepanjang khatulistiwa dan 1.760 km dari Utara ke Selatan. Luas daratan Negara Indonesia mencapai 1,9 juta km2 dan luas perairan laut tercatat sekitar 7,9 juta km2, dengan panjang garis pantai sekitar 81.791 km. Perairan pantai memiliki potensi sumber daya alam (hayati) yang besar, sejalan dengan terus meningkatnya kegiatan pembangunan dan bertambahnya jumlah penduduk yang diperkirakan pada tahun 2020 akan mendekati 257 juta jiwa dan lebih dari 60% bermukim di wilayah ini, akan menjadi penyebab semakin beratnya beban bagi lingkungan perairan pantai. Kondisi pesisir erat kaitannya dengan sistem sungai, muara, dan laut pada wilayah tersebut, perubahan sifat sungai yang mungkin terjadi akibat kegiatan manusia akan mempengaruhi menurunnya kualitas perairan lingkungan perairan pantai. (Boston,1996)
Peningkatan kegiatan penduduk baik dalam hal pemukiman, pertanian maupun industri yang terjadi pada dua dasawarsa terakhir ini, menyebabkan peningkatan pembuangan limbah, dan selama ini sungai menjadi lokasi pembuangan limbah dari aktivitas tersebut. Oleh karena itu, dapat dipastikan bahwa telah terjadi penurunan kualitas perairan dari sungai, muara, sampai dengan laut. Tekanan terhadap lingkungan perairan pantai berdasarkan variasi jumlah penduduk yang bermukim di wilayah ini dikaitkan dengan intensitas kegiatannya sehari-hari dan perilaku yang telah berlangsung selama ini akan mempengaruhi jumlah limbah domestik yang diproduksi dan jumlah limbah domestik yang dibuang ke sungai sehingga menurunkan kualitas perairan sungai, muara, dan laut.
Variasi jumlah penduduk terbagi dalam tingkat kepadatan penduduk yang bermukim pada lingkungan perairan pantai terdiri dari wilayah dengan penduduk sangat padat (kota metropolitan), padat (kota besar), dan kurang padat (kota kecil) yang menghasilkan limbah domestik dengan variasi tingkat pencemaran. Pada waktu yang bersamaan dengan musim kemarau, debit air di perairan sungai kecil sehingga eksistensi limbah domestik di sungai berpotensi lebih dominan, apabila dibandingkan pada musim penghujan yang bertepatan dengan monsun Barat. Untuk dapat mengetahui dan membandingkan kondisi kualitas berbagai perairan pantai diperlukan adanya satu metode yang dapat diaplikasikan. Penentuan nilai Indeks Pencemaran merupakan satu alternatif dalam menentukan kondisi kualitas perairan baik pada lingkungan perairan sungai, muara, dan laut. Penelitian ini mengkaji kondisi kualitas perairan pantai yang dilakukan di sungai Anafre Paldam, sungai Asuransi dan sungai APO Gudang. Pada setiap lokasi tersebut dilakukan analisis parameter kualitas perairan yang meliputi perairan sungai, muara, dan laut yang dilakukan pada kondisi pantai.
Penelitian ini bertujuan menjelaskan kondisi kualitas perairan pada lingkungan sungai, hulu, tengah dan muara pada berbagai tipologi kota (metropolitan, kota besar, dan kota kecil) dan menjabarkan sebaran parameter yang dominan (DO, BOD, dan COD) akibat limbah domestik. Limbah domestik adalah limbah yang dibuang dari pemukiman penduduk, pasar, dan pertokoan serta perkantoran yang merupakan sumber utama pencemaran di perairan pantai. (Chobanoglous,1979)
Pada daerah yang tidak mempunyai unit pengolahan limbah domestik umumnya limbah hanya dibuang ke sungai, yang kemudian terangkut dan terendapkan sepanjang aliran hingga sampai ke perairan pantai. Limbah domestik mengandung sampah padat berupa tinja dan cair yang berasal dari sampah rumah tangga (Supriharyono, 2002), dengan beberapa sifat utama, antara lain:
a. Mengandung bakteri.
b. Mengandung bahan organik dan padatan tersuspensi sehingga BOD biasanya tinggi.
c. Padatan organik dan anorganik yang mengendap di dasar perairan dan menyebabkan DO rendah.
d. Mengandung bahan terapung dalam bentuk suspensi sehingga mengurangi kenyamanan dan menghambat laju fotositensis.
Berdasarkan data dari Puskesmas Jayapura Utara ada empat besar jenis penyakit yang disebabkan oleh air pada Tahun 2011:
- Diare : pada bulan Januari 57 kasus, pada Februari 57 kasus, Pada Maret 53 kasus, April 46 kasus, Mei 52 kasus, bulan Juni 41 kasus, Juli 52 kasus, Agustus 51 kasus, September 75 kasus, Oktober 57 kasus, November 53 kasus, Desember 45 kasus. Total keseluruhan 639 kasus
- Kulit Infeksi : Pada bulan Januari 117 kasus, Februari 42 kasus, Maret 30 kasus, April 44 kasus, Mei 45 kasus, Juni 40 kasus, Juli 48 kasus, Agustus 28 kasus, September 54, Oktober 29 kasus, November 31 kasus, Desember 43 kasus.
- Kulit Alergi : pada bulan Januari 16 kasus, Februari 8 kasus, Maret 18 kasus, April 23 kasus, Mei 18 kasus, Juni 20 kasus, Juli 26 kasus, Agustus 18 kasus, September 24 kasus, Oktober 27 kasus, November 16 kasus, Desember 19 kasus. Total keseluruhan 233 kasus
- Jamur Kulit : pada bulan Januari 16 kasus, Februari 33 kasus, Maret 13 kasus, April 12 kasus, Mei 16 kasus, Juni 17 kasus, Juli 16 kasus, Agustus 20 kasus, September 9 kasus, Oktober 6 kasus, November 10 kasus, Desember 7 kasus. Total keseluruhan 175
Dari latar belakang tersebut di atas, maka perumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah kualitas fisika lapangan (warna, bau, suhu) air sungai Anafre, sungai Asuransi, dan sungai APO Gudang?
2. Bagaimana kandungan DO dan BOD sungai Anafre, sungai Asuransi dan sungai APO Gudang?
3. Bagaimana perbedaan kandungan DO dan BOD sungai Anafre, sungai Asuransi, dan sungai APO Gudang?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui kualitas fisik Air (suhu, bau, dan warna) serta kandungan DO dan BOD pada sungai Anafre Paldam Kota Jayapura tahun 2012
2. Tujuan Khusus
a. Mengukur kualitas fisik air (suhu, warna dan bau) sungai Anafre, sungai Asuransi dan sungai APO Gudang Kelurahan Gurabesi Distrik Jayapura Utara Kota Jayapura
b. Mengukur kandungan DO dan BOD di sungai Anafre, sungai Asuransi, dan sungai APO Gudang di Kelurahan Gurabesi Distrik Jayapura Utara Kota Jayapura.
c. Membandingkan kandungan DO dan BOD di sungai Anafre, sungai Asuransi, dan sungai APO Gudang di Kelurahan Gurabesi Distrik Jayapura Utara Kota Jayapura.
D. Keaslian Penelitian
Dalam hal penelitian yang berhubungan dengan pencemaran sungai bahwa sudah pernah melakukan penelitian di sungai Anafre, namun hanya dengan melihat kualitas fisik air (Bau, Suhu, dan Warna) yang ada di sungai Anafre bagian muara, hanya satu sampel. Tetapi dalam penelitian ini peneliti melakukan pengambilan sampel pada tiga sungai (sungai Anafre, sungai Asuransi, dan sungai APO Gudang). Dan pengambilan sampel dilakukan tiga titik (Hulu, Tengah dan Muara) dari masing - masing sungai dan melihat keluhan gangguan kesehatan pada masyarakat dalam kaitan dengan pencemaran BOD sekitar sungai Anafre, sungai Asuransi dan sungai APO Gudang. Kelurahan Gurabesi Distrik Jayapura Utara Kota Jayapura Provinsi Papua.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pemerintah Daerah
Pemerintah Kota Jayapura sebagai bahan informasi dan pertimbangan kepada Pemerintah Daerah provinsi khususnya Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda), Dinas Kesehatan Provinsi atau Kabupaten dalam perencanaan, pemantauan dan pengendalian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) serta Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL).
2. Bagi Masyarakat
Sebagai bahan informasi dan masukan bagi masyarakat yang ada di sekitar sungai Anafre, sungai Asuransi, dan Sungai APO Gudang agar berhenti membuang sampah limbah rumah tangga ke sungai.
3. Bagi Puskesmas
Sebagai masukan dalam mengevalusasi program yang sedang berjalan dan bahan pertimbangan dalam penyusunan rencana kegiatan penanggulangan penyakit air di masa yang akan datang.
4. Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis lainnya tentang masalah faktor risiko penyakit akibat pembuangan limbah rumah tangga masyarakat sekitar Sungai Anafre, sungai Asuransi dan sungai APO Gudang Kota Jayapura Provinsi Papua Barat serta sebagai bahan acuan untuk penelitian lebih lanjut dan informasi bagi siapa saja (peneliti maupun penulis lain) yang peduli terhadap kondisi lingkungan dan kesehatan khususnya kualitas air di sungai Anafre, sungai Asuransi dan sungai APO Gudang beserta biotanya serta pengaruhnya terhadap kesehatan masyarakat.
0 comments:
Post a Comment